psikologi komunikasi atraksi interpersonal dan hubungan interpersonal




MODUL 7
Atraksi Interpersonal dan Hubungan Interpersonal

KEGIATAN BELAJAR 1
Atraksi Interpersonal
            Atraksi interpersonal adalah kesukaan pada orang lain lain, sikap positif, dan daya tarik seseorang. Adapun proses umum pada atraksi interpersonal adalah afiliasi, daya tarik dan komunikasi atau interaksi dengan seseorang.

A.    AFILIASI
Afiliasi adalah kecenderungan untuk berhubungan dengan jenisnya sendiri. Faktor biologis dari afiliasi yaitu bahwa manusia memang tergolong jenis yang membutuhkan kawan (Wright, 1986), sebagaimana halnya dengan jenis hewan primata lainnya seperti simpanse dan kera (De Waal, 1989).
1.      Alasan-alasan untuk Berafiliasi
a.       Alasan utama kita berafiliasi adalah untuk mendapatkan imbalan sosial (social rewads).
b.      Untuk mengurangi rasa takut, misery love company (kesengsaraan membutuhkan kawan).
c.       Untuk mendukung sesuatu hal yang kita percayai, kita membandingkan dengan orang lain untuk mendapatkan validasi. Perbandingan sosial kita lakukan ketika kita berada pada ketidak pastian.

2.      Variasi-variasi dalam Afiliasi
a.       Urutan Kelahiran
Sebagaimana kita ketahui bahwa kehadiran seseorang dapat membuat kita nyaman saat merasa cemas atau strees. Peneliti mengatakan bahwa anak pertama baru lahir lebih mudah berafiliasi ketika ketakutan, dibanding anak yang lahir berikutnya meskipun mereka dewasa.
b.      Informasi
Menurut peneliti orang lebih berkeinginan untuk berhubungan dengan orang yang keliatan lebih jujur dan akurat meskipun informasi yang miliki kritis atau tidak menyenangkan. Pengaruh informasi pada afiliasi ini menimbulkan penemuan baru dalam penelitian ketertarikan “pilihan untuk berhubungan dengan individu tertentu dipengaruhi oleh kualitas individu tersebut”.
c.       Attachment
Penelitian yang dilakukan oleh Phillip Shaver dan Candy Hazah, dkk. Menegaskan bahwa pola attachment ini terbentuk semasa kecil dan menetap hingga dewasa mempengaruhi hubunagan dan gaya hidup secara umum.
B.     DAYA TARIK (ATRAKSI)
1.      Model-model Daya Tarik
a.       Model Imbalan Homan
Menurut George Homan manusia lebih tertarik pada hubungan yang lebih menjanjikan dalam hubungannya yaitu imbalan atau keuntungan yang lebih besar dari pengorbanan.
b.      Hukum Ketertarikan Byrne
Menurut Byrne semakin kuat usaha-usaha yang dilakukan untuk mendapatkan imbalan dari seseorang maka kita akan merasara semakin tertarik. Hukum ketertarikan ini mengidentifikasikan beberapa hal penting dalam pengusahaan tersebut, yaitu kesamaan, evaluasi positif, dan kompatibilitas yang menjadi faktor dalam pembesaran daya tarik.
c.       Model Tahaman Mursteins
1)      Tahap stimulus, kontak pertama dengan orang lain lebuh menenangkan pada hal-hal eksternal sebagai hal yang penting.
2)      Tahap nilai, disini kita mengetahui apakan sikap dan nilai kita sama dengan nya seperti agama atau gagasan politik.
3)      Tahapan peran, hal yang penting adalan anda dan dia membangun peran yang kompatible, saling mengisi, yaitu suatu cara untuk membangun satu sama lain.

2.      Faktor-faktor yang Mempengaruhi Atraksi Interpersonal
a.      Faktor Personal
1)      Kesamaan karakteristik personal
Kesamaan karakteristik personal ditandai dengan kesamaan nilai-nilai, sikap, keyakinan, tingkat/status sosial ekonomi, agama, dan ideologi. Menurut teori CognitiveConsistency dari Fritz Heider, manusia selalu berusaha mencapai konsestensi dalam perilaku dan sikap. Persepsi tentang adanya kesamaan mendatangkan ganjaran atau imbalan, sedangkan perbedaan cenderung tidak menyenangkan dan membuat tidak.

2)      Tekanan Emosional
Orang yang berada dalam tekanan emosional, cemas, dan strees, akan menginginkan kehadiran orang lain. Pada kondisi ini, kecenderungan untuk lebih menyukai orang lain pada gilirannya akan lebih besar.
3)      Harga diri yang rendah
Apabila harga diri seseorang direndahkan maka semangat untuk berafiliasi akan bertambah. Dengan kata lain orang yang rendah diri akan lebih mudah menyukai orang lain.
4)      Isolasi sosial
Beberapa peneliti mengajukan bahwa tingkat isolasi sosial sangat berpengaruh terhadap kesukaan kita pada orang lain. Bagi mereka yang terisolasi kehadiran orang lain akan mendatangkan kebahagiaan.

b.      Faktor situasional
1)      Daya tarik fisik (physicalattractiveness)
Beberapa peneliti menunjukan bahwa daya tarik fisik seseorang sering menjadi penyebab utama atraksi interpersonal.
2)      Ganjaran (reward)
Kita menyenangi orang yang memberikan ganjaran pada kita yang meningkatkan  harga diri kita.
3)      Familiarity
Jika kita sering berjumpa dengan seseorang, biasanya akan menyukainya.
4)      Kedekatan (proximity) dan closeness
Hubungan kita dengan orang lain tergantung dengan seberapa dekat orang tersebut dengan kita. Peneliti mengatakan bahwa orang cenderung menyenangi orang yang tinggal berdekatan dan bersahabat lebih mudah tumbuh diantara tetangga yang berdekatan.
5)      Kemampuan (competence)
Ada kecenderungan bahwa kita menyukai orang yang memiliki kemampuan lebih tinggi dari kita atau lebih berhasil dalam kehidupannya.


C.    ATRAKSI INTERPERSONAL DAN KOMUNIKASI
Dalam komunikasi interpesonal daya tarik seseorang sangat penting. Jika kita menyukai seseorang maka kita cenderung melihat segala hal yang berkaitan dengannya, positif. Sebaliknya jika kita tidak menyukainya maka kita akan melihatnya dari sisi negatif.
Jika seseorang saling menyukai maka ia akan mengembangkan komunikasi yang menyenangkan dan efektif. Orang akan merasa nyaman dan senang jika berada diantara orang-orang yang disukai. Sebaliknya, akan terasa tegang jika berada diantara orang-orang yang tidak disukai serta ingin mengakhirinya.

KEGIATAN BELAJAR 2
Hubungan Interpersonal

A.     JENIS HUBUNGAN INTERPERSONAL
1.      Berdasarkan Jumlah Individu yang Terlibat: Hubungan Diat dan Triad
Wiliam Wilmotmencatat ciri hubungan diad
a.       Setiap hubungan diad memiliki hubungan khusus.
b.      Individu dalam hubungan diad menampilkan wajah yang berbeda dengan hubungan diad lainnya.
c.       Pada hubungan diad berkembang pola komunikasi yang unik yang akan membedakan hubungan tersebut dengan hubungan  diad yang lainnya.
Hubungan triad adalah hubungan antara tiga orang. Dibanding dengan hubungan diad hubungan triad: (a) lebih kompleks,(b) tingkat keintiman atau kedekatan lebih rendah, (c) serta keputusan yang mereka ambil lebih didasari pada voting atau suara terbanyak.



2.      Berdasarkan Tujuan yang Ingin Dicapai: Hubungan Tugas dan Hubungan Sosial
Hubungan tugas adalah sebuah hubungan yang terbentuk karena tujuan menyelesaikan sesuatu yang tidak bisa dikerjakan oleh individu sendiri. Sedangkan hubungan sosial adalah hubungan yang terbentuk secara personal atau sosial.

3.      Berdasarkan Jangka Waktu: Hubungan Jangka Pendek dan Jangka Panjang
Hubungan jangka pendek adalah hubungan yang bersifat sementara, yang hanya berlangsung sebentar. Sedangkan, hubungan jangka panjang berlangsung lama. Semakin lama hubungan yang mereka jalin semakin banyak investasi yang mereka tanam didalamnya.

4.      Berdasarkan Tingkat kedalaman atau Keintiman: Hubungan Biasa dan Hubungan Akrab/Intim
Pada hubungan biasa pola komunikasi yang berkembang bersifat impersonal dan ritual. Sedangkan hubungan akrab bersifat personal dan terbebas dari hal-hal yang ritual. Hubungan seperti ini ditandai dengan penyingkapan diri. Makin intim hubungan makin besar kemungkinan terjadi penyingkapan diri tentang hal-hal yang bersifat pribadi.

B.     PERKEMBANGAN HUBUNGAN INTERPERSONAL
Menurut Ruben, tahap-tahap suatu hubungan interpersonal meliputi
1.      Inisiasi
Kedua individu memperoleh data mengenai keadaan masing-masing melalui petunjuk non verbal seperti senyuman, jabat tangan, gerak tubuh dan sebagainya.
2.      Eksplorasi
Disini mulai dijajaki potensi yang ada pada tiap individu serta dipelajari kemungkinan yang ada pada hubungan. Pada tahap ini individu mengumpulkan informasi mengenai norma berkomunikasi, citra, sistem nilai, serta minat dari mitra komunikasi.
3.      Intensifikasi
Pada tahap ini individu memutuskan baik secara verbal maupun nonverbal apakah hubungan akan dilanjutkan atau tidak.
4.      Formalisasi
Pada tahap ini individu secara bersama sama mengembangkan simbol-simbol, pola komunikasi yang disukai, kebiasaan dan lainnya.
5.      Redefinisi
Tahap ini merupakan bagian dari proses pengembangan hubungan yang bersifat gradual dan alami.
6.      Deteriorasi
Hal-hal yang menjadi tujuan dan orientasi dari hubungan yang ada menjadi tidak jelas dan memudar. Norma yang muncul ketika hubungan berjalan lebih menjadi sebab beban bagi individu yang terlibat didalam. Pada akhirnya kemunduran mengikuti hubungan tersebut.

Mark Knapp menyebutkan bahwa hubungan interpersonal berkembang melalui 5 tahap
1.      Inisiasi
2.      Eksprementasi
3.      Intensifikasi
4.      Integrasi
5.      Pertalian atau ikatan

Jalaluddin meringkas perkembangan hubungan interpersonal menjadi 3 tahap:
1.      Pembentukan Hubungan Interpersonal
Fokus pada tahapan ini adalah proses penyampaian dan penerimaan informasi dalam pembentukan hubungan.
2.      Peneguhan Hubungan Interpesonal
Disini ada empat faktor yang memelihara keseimbangan ini yaitu keakraban, kontrol, respons yang tepat dan nada emosional yang tepat. Faktor kedua adalahkesepakatan siapa yang akan mengontrol siapa dan bilamana. Jika dua orang memiliki pendapat yang berbeda pada saat mengambil keputusan, siapa yang harus berbicara lebih banyak, siapa yang menentukan serta siapa dominan.
Faktor Ketepatan respons artinya respons dari individu yang satu harus diikuti oleh respons dari individu yang lain yang sesuai. Faktor keempat yaitu, keserasian emosional ketika komunikasi berlangsung.
3.      Pemutusan Hubungan Interpersonal
Konflik dapat menyebabkan hubungan interpersonal berakhir. Namun sebaliknya konflik juga bisa membuat hubungan semakin meningkat kualitasnya.
Menurut RD Nye ada 5 sumber konflik yaitu:
a.       Kompetisi
b.      Dominasi
c.       Kegagalan
d.      Provokasi
e.       Perbedaan Nilai

C.     POLA-POLA RELASIONAL
1.      Suportif dan Defensif
Sikap suportif merupakan sikap yang mendukung komunikasi interpersonal sebaliknya dengan sikap defensif.
Sikap suportif:
a.       Deskripsi: tidak melakukan penilaian pada orang lain
b.      Orientasi masalah: mengajak orang lain untuk bersama-sama menetapkan tujuan dan merancang bagaimana pencapaiannya, tanpa mengarahkan orang lain
c.       Spontan: tidak melakukan strategi atau taktik
d.      Empati: menempatkan diri pada diri orang lain dengan pandangan orang lain tersebut
e.       Persamaan: memandang orang lain setara
f.       Provisionalisme: kesediaan untuk meninjau kembali pendapat kita, tidak dogmatis.
Sikap defensif:
a.       Evaluasi: menilai perilaku orang lain
b.      Kontrol: mengarahkan atau mengatur orang lain
c.       Strategi: merancang taktik atau strategi dalam berhubungan dengan orang lain
d.      Netralitas: menjauhkan diri dari perasaan atau perhatian orang lain
e.       Superioritas: merasa lebih berharga atau lebih tinggi dari orang lain
f.  Certainty: bertindak atas pengetahuan, keyakinan, dan persepsi sendiri tanpa mau mengubahnya.

2.      Tergantung (Dependen) dan Tidak Tergantung (Independen)
Hubungan yang beriklim dependen dicirikan salah satu individu sangat tergantung pada individu lain. Sebaliknya, ada hubungan yang menunjukantidak tergantungnya satu individu dengan individu lainya, sehingga seorang individu dengan bebas dapat menyatakan ketidaksepakatan, ketidaksetujuan, penolakan pada individu lain.
3.      Progresif dan Regresif
Hubungan progresif adalah hubungan ditandai dan menimbulkan keputusan serta harmoni. Sebaliknya dalam regresif hubungan tetap berkembang namun mengarah atau menimbulkan ketidakharmonisan dan ketidakpuasan.

4.      Self-Fulfiling dan Self-DefeatingProphecies
Pola dapat mempengaruhi suatu hubungan dipengaruhi oleh harapan kita. Dalam kasus ini apa yang kita harapkan terjadi sering terjadi; atau paling tidak apa yang kita harapkan akan mempengaruhi apa yang sesungguhnya terjadi. Sebaliknya, juga dapat terjadi apa yang tidak anda inginkan bisa terjadi jika anda tidak begitu menginginkan pekerjaan tersebut.
D.      FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI POLA HUBUNGAN INTERPERSONAL
Menurut Ruben, terbentuknya pola komunikasi interpersonal dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu:
1.      Tingkat Hubungan dan Konteks
2.      Kebutuhan Interpersonal dan Gaya Komunikasi
3.      Kekuasaan
4.      Konflik
Sementara menurut Jalaluddin Rakhmad, ada tiga faktor yang dapat menumbuhkan komunikasi interpersonal, yaitu:
1.      Percaya (Trust)
2.      Sikap Suportif
3.      Sikap Terbuka.



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Penelitian dalam Kegiatan Kehumasan

Sistem Komunikasi Komunis: Ideologi, Penerapan, serta Kelemahan dan Kekuatannya